UML (Unified Modeling Language) | Teknik Pengujian Sistem - GUDANG ILMU KOMPUTER -->

UML (Unified Modeling Language) | Teknik Pengujian Sistem


UML (Unified Modeling Language)

adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun system (Flowler,2006). Unified  Modeling  Language (UML)  adalah  himpunan  struktur  dan  teknik  untuk pemodelan  desain  program  berorientasi  objek  (OOP)  serta  aplikasinya.


UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompok perangkat/tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut. UML mulai diperkenalkan oleh  Object  Management  Group,  sebuah  organisasi  yang  telah mengembangkan model, teknologi,  dan  standar  OOP  sejak  tahun  1980-an.  Sekarang  UML  sudah mulai  banyak  digunakan  oleh  para  praktisi  OOP.  UML merupakan  dasar  bagi perangkat (tool) desain berorientasi objek dari IBM. UML  adalah  suatu  bahasa  yang  digunakan  untuk  menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi.

UML  dikembangkan  sebagai  suatu  alat  untuk  analisis  dan  desain  berorientasi objek  oleh  Grady  Booch,  Jim  Rumbaugh,  dan  Ivar  Jacobson.  Namun  demikian UML  dapat  digunakan  untuk  memahami  dan  mendokumentasikan  setiap  sistem informasi.  Penggunaan  UML  dalam  industri  terus  meningkat.  Ini  merupakan standar  terbuka  yang  menjadikannya  sebagai  bahasa  pemodelan  yang  umum dalam industri peranti lunak dan pengembangan Sistem[Sumantri, Ade : 2012 dan Purnomo, Hadi : 2013].

UML menyediakan 10 macam diagram untuk memodelkan aplikasi berorientasi objek, yaitu :

  1.  Use Case Diagram untuk memodelkan proses bisnis.
  2. Conceptual Diagram untuk memodelkan konsep yang ada didalam aplikasi.
  3. Sequence Diagram untuk memodelkan pengiriman pesan (message) antar obyek.
  4. Collaboration Diagram untuk memodelkan interaksi antar obyek.
  5. State Diagram untuk memodelkan perilaku obyek di dalam sistem.
  6. Activity Diagram untuk memodelkan perilaku obyek di dalam sistem.
  7. Class Diagram untuk memodelkan struktur kelas.
  8. Object Diagram untuk memodelkan struktur obyek.
  9. Component Diagram untuk memodelkan komponen obyek.
  10. Deployment Diagram untuk memodelkan distribusi aplikasi.


 Sejarah Unified Modeling Language (UML)



Bahasa permodelan berorientasi objek muncul antara sekitar pertengahan tahun 1979-an dan akhir tahun 1980-an yang dikenal dengan bahasa pemograman berorientasi objek dan aplikasi komplek yang berkembang, yang dimulai untuk eksperimen dengan pendekatan alternative untuk analis dan desain. Sejumlah metode berorientasi objek bertambah dari kurang lebih 10 sampai lebih dari 50 selama periode 1989 dan 1994. Beberapa user pengguna metode ini menemukan permasalahan dalam bahasa permodelan ini yang dibutuhkan mereka untuk kelengkapan, sehingga timbul dengan yang dinamakan perang metode. Belajar dari pengalaman, metode generasi baru mulai muncul dengan metode yang terkemuka, seperti Booch, Jacobson’s OOSEE (Obejct Oriented Softwarengeneering) dan Rumbaugh’s OMT (Object Modeling Technique). Metode penting lainnya seperti Fusion, Shler­_mellor dan Coad-Yourdan. Setiap metode ini merupakan metode yang lengkap, meskipun setiap metode diakui memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam waktu yang singkat metode Booch paling terrasa dalam desain dan membangun tahapan projek, OOSE memberikan dukungan yang baik untuk use cases seperti cara untuk menjalankan permintaan, analisis dan desain level tinggi, dan OMT-2 sangat berguna untuk analisis dan sistem informasi data intensif.

Gambaran UML

UML sebagai bahasa permodelan


UML merupakan bahasa permodelan yang memiliki pembendaharaan kata dan cara untuk mempresentasikan secara focus pada konseptual dan fisik dari suatu sistem. Contoh untuk software system yang intensif membutuhkan bahasa yang menunjukan pandangan yang berbeda dari arsitektur sistem, ini sama seperti menyusun/mengembangkan Software Development Life Cycle (SLDC). Dengan UML akan memberitahukan kita bagaimana untuk membuat dan membaca bentuk model yang baik, tetapi UML tidak dapat memberitahukan model apa yang akan dibangun dan kapan akan membangun model tersebut. Ini merupakan aturan dari Software Development Process.

UML sebagai bahasa untuk menggambarkan Visualizing system


UML tidak hanya merupakan rangkaian symbol grafikal, cukup dengan tiap symbol pada notasi UML merupakan penetapan simantik yang baik. Dengan cara ini, satu pengembang dapat menulis model UML dan pengembang lain atau perangkat yang sama lainnya dapat mengartikan bahwa model tersebut tidak ambigu. Hal ini akan mengurangi error yang terjadi karena perbedaan bahasa dalam komunikasi model konseptual dengan model lainnya. UML merupakan suatu model ekaplisit yang menggambarkan komunikasi informasi pada sistem. Sehingga kita tidak kehilangan informasi kode implementasi yang hilang dikarenakan developer memotong coding dari implementasi.

UML sebagai bahasa untuk menspesifikasikan sistem (specifying)


Maksudnya membangun model yang sesuai, tidak ambigu dan lengkap. Pada faktanya UML menunjukan semua spesifikasi keputusan analisis, desain dan implementasi yang penting yang harus dibuat pada saat pengembangan dan penyebaran dari sistem software intensif.

UML sebagai bahasa untuk membangun sistem (Construction)


UML bukan bahasa pemograman visual, tetapi model UML dapat dikoneksikan secara langsung pada pemograman visual.

 UML sebagai bahasa untuk pendokumentasian sistem (Documantation)


Maksudnya UML menunjukan dokumentasi dari arsitektur sistem dan detail dari semuanya. UML hanya memberikan bahasa untuk memperlihatkan permintaan dan untuk tes. UML menyediakan bahasa untuk memodelkan aktifitas dari perencanaan proyek dan manajemen pelepasan (Release management).

Konsep Dasar UML

Dari penjelasan rumit yang terdapat didokumen dan buku-buku UML sebenarnya konsep dasar UML bias diterangkan dalam table dibawah ini :

Tabel 2.1 Konsep Dasal UML



Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan fungsionalisme yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Seorang/sebuah actor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan tertentu. Use case dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang text case untuk semua feature yang ada pada sistem.
[Yasin, Verdi, 2012, Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek, Jakarta, Mitra Wacana Media]

 Pengujian Sistem

Pengujian  menyajikan  anomali  yang  menarik  bagi  perekayasa  perangkat lunak.  Pada proses perangkat lunak, perekayasa berusaha  membangun perangkat lunak  dari  konsep  abstrak  ke  implementasi  yang  dapat  dilihat,  baru  kemudian dilakukan pengujian.

Pengujian White Box

White  Box  Testing  adalah  meramalkan  cara  kerja  perangkat  lunak  secara rinci,  karenanya  logikal  path  (jalur  logika)  perangkat  lunak  akan  dites  dengan menyediakan  test  case  yang  akan  mengerjakan  kumpulan  kondisi  dan  atau pengulangan secara spesifik.
Pada pengujian white box terdapat 2 metode yaitu Basis Path dan Struktur kendali. Pengujian basis path adalah pengujian yang memungkinkan penguji dapat mengukur  kompleksitas  logis  dari  desain  procedural  dan  menggunakannya sebagai  pedoman  untuk  menetapkan  himpunan  basis  dari  semua  jalur  eksekusi. Kasus  uji  dihasilkan  untuk  melakukan  sekumpulan  basis  yang  dijamin  untuk mengeksekusi setiap perintah dalam program, sedikitnya satu kali selama uji coba.

Terdapat beberapa proses yang harus di lakukan dalam uji coba basis path yaitu diantaranya :


Notasi Diagram Alir


Sebelum  metode basis  path diperkenalkan,  terlebih  dahulu  akan dijelaskan mengenai notasi sederhana dalam bentuk diagram alir (grafik alir). Diagram alir menggambarkan aliran kontrol logika yang menggunakan notasi.

 Kompleksitas Siklomatis


Kompleksitas  siklomatis adalah  metriks perangkat  lunak  yang memberikan  pengukuran kuantitatif  terhadap  kompleksitas  logis  suatu program.  Bila  metriks  ini  digunakan  dalam  konteks metode  pengujian basis path,  maka  nilai  yang  terhitung  untuk  kompleksitas  siklomatis  menentukan jumlah  jalur  independen  dalam  basis  set  suatu  pemrograman  memberi  batas atas  bagi  jumlah pengujian  yang  harus  dilakukan  untuk  memastikan  bahwa semua statemen telah dieksekusi sedikitnya satu kali.

Jalur  independen  adalah  jalur  yang memlalui  progarm  yang mengintroduksi  sedikitnya  satu rangkaian  statemen  proses  baru  atau  suatu kondisi baru. Bila dinyatakan dengan terminologi grafik alir, jalur independen harus bergerak sepanjang paling tidak satu edge yang tidak dilewatkan sebelum jalur tersebut ditentukan

Melakukan Test Case


Metode  uji  coba basis  path juga  dapat  diterapkan  pada  perancangan prosedural  rinci  atau  program  sumber.  Pada  bagian  ini  akan  dijelaskan langkah-langkah uji coba basis path.

Matriks Grafis


Prosedur  untuk  mendapatkan  grafik  alir  dan  menentukan  serangkaian basis  path,  cocok  dengan  mekanisasi. Untuk  mengembangkan  peranti perangkat  lunak  yang  membantu  pengujian basis  path,  struktur  data  yang disebut matriks grafis dapat sangat berguna.
Matriks  garfis  adalah  matriks  bujur  sangkar  yang  ukurannya  sama dengan jumlah simpul pada grafik alir. Masing-masing baris dan kolom sesuai dengan  simpul yang  diidentifikasikan  dan entry matriks  sesuai  dengan  edge diantara simpul.

Pengujian Black Box


Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian,  pengujian black-box memungkinkan  perekayasa  perangkat lunak  mendapatkan  serangkaian kondisi input yang  sepenuhnya  menggunakan semua  peryaratan fungsional  untuk  suatu  program. Pengujian black-box bukan merupakan  alternatif  dari  teknik white-box tetapi  merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kesalahan daripada metode white-box[Ade, S : 2012 dan Hadi, Purnomo : 2013].

Pengujian black-box berusaha  menemukan  kesalahan  dalam  kategori sebagai berikut :

  •  Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
  • Kesalahan interface.
  • Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
  • Kesalahan kinerja.
  • Inisialisasi dan kesalahan internal.


Tidak  seperti  pengujian white  box yang  dilakukan  pada  awal  proses pengujian,  pengujian black  box cenderung  diaplikasikan  selama  tahap  akhir pengujian. Karena  pengujian black box memperhatikan  struktur  kontrol,  maka perhatian  berfokus  pada domain informasi.

Dengan mengaplikasikan teknik black box, maka dapat menarik serangkaian test case yang memenuhi kriteria berikut ini :
  1.  Test  case yang  mengurangi,  dengan  harga  lebih  dari  satu,  jumlah test  case tambahan  yang harus  didesain  untuk  mencapai  pengujian  yang  dapat dipertanggungjawabkan.
  2. Test case yang memberi tahu sesuatu mengenai kehadiran atau ketidakhadiran kelas kesalahan daripada  memberi  tahu  kesalahan  yang  berhubungan  hanya dengan pengujian spesifik yang ada.




4 Komentar untuk "UML (Unified Modeling Language) | Teknik Pengujian Sistem"

Postingan Populer

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel